Sunday, 21 August 2016

SINOPSIS SURANG ILIE SURANG MUDIEK versi K4



DRAMA
-RANDAI-
SINOPSIS SURANG ILIE SURANG MUDIEK versi K4

Randai Surang Ilie Surang Mudiek ini bercerita tentang perseteruan antara mamak dan kemenakan tentang harta pusaka. Adalah Mamak Rajo Kaciak yang memiliki harta pusaka yang melimpah namun hidup dalam kesederhanaan, dan tidak menggunakan harta pusaka itu selain yang diperlukannya. Tanah, sawah dan ladang di kampuung itu hampir semuanya milik Rajo Kaciak. Namun hal ini berbeda dengan istrinya Mak si Romi. Mak si Romi menginginkan hidup yang penuh dengan kemewahan. Ia mengadu kepada Rajo Kaciak tentang kehidupan yang dijalaninya sekarang. Adalah Mudo Sukadi kemenakan Mamak Rajo Kaciak, yang sependapat dengan Mak si Romi tentang harta pusaka itu. Mudo Sukadi yang menghabiskan masa mudanya bermain judi menentang Mamaknya yang menyuruhnya belajar Al-quran. Mudo Sukadi meminta Rajo Kaciak membagi harta pusaka yang melimpah itu. Hal itu tentu di tentang oleh Rajo Kaciak sehingga menimbulkan konflik diantara mereka. Mereka berkelahi dengan sengit yang kemudian perkelahian itu dilerai oleh Tan Bandaro. Tan Bandaro adalah mamak dari Mudo Sukadi dari pihak ayahnya.
Keesokan harinya, Tan Bandaro dan Mudo Sukadi pergi menemui Jando Jo Labiah untuk meminta pinjaman uang. Jando Jo Labiah atau Upiak Jalini adalah seorang janda kaya dari mendiang Sutan Takadiah yang kaya raya. Mudo Sukadi mengutarakan perihal maksud dan kedatangannya bahwasanya ia ingin meminjam 2 kg emas untuk modal penikahannya dengan kekasih hatinya, si Romi yang tak lain adalah putri dari mamaknya sendiri yaitu Mamak Rajo Kaciak. Mudo Sukadi dengan mudah mendapat pinjaman dari Jando Jo Labiah. Namun demikian, hutang itu beserta bunganya harus dibayar tepat waktu.
Setelah mendapat pinjaman dari Jando Jo Labiah, Mudo Sukadi langsung menemui Aciak Mak si Romi yang sejak dulu telah sepakat mengenai pernikahan Mudo Sukadi dan si Romi. Mudo Sukadi menyerahkan uang pinjamannya itu kepada Mak si Romi untuk modal pernikahan. Disana Mudo Sukadi juga bertemu dengan si Romi. Si Romi mengutarakan isi hatinya bahwa ia sangat mencintai Mudo Sukadi. Begitu juga dengan Mudo Sukadi, ia meminta si Romi untuk bersabar karena sebentar lagi mereka akan mewujudkan cinta mereka melalui pernikahan.
Sebelum alek gadang itu dilaksanakan, para tetua dikampung berunding di rumah Angku Kapalo perihal hutang Mudo Sukadi kepada Jando Jo Labiah. Mereka diantaranya adalah Angku Kapalo, Rajo Kaciak, Mudo Sukadi, dan Jando Jo Labiah atau Upiak Jalini. Jando Jo Labiah datang menagih hutang kepada Mudo Sukadi, namun Mudo Sukadi belum bisa membayarnya. Kemudian, datanglah Upiak Saidah, kerabat dari Mudo Sukadi. Upiak Saidah marah karena mereka tidak mengajaknya untuk berdiskusi perihal hutang Mudo Sukadi tersebut. Tak pelak adu mulut antara Mudo Sukadi dan Upiak Saidah pun tak dapat dielakkan. Angku Kapalo mencoba menenangkan mereka, dan mencoba mencari jalan keluar terhadap masalah hutang Mudo Sukadi. Akhirnya, setelah berunding dicapailah kata mufakat bahwa Mudo Sukadi harus membayar hutang tersebut setelah acara pernikahannya selesai.
Tak lama waktu berselang, akhirnya dua sejoli itu bersanding di pelaminan. Namun, kebahagiaan itu tak berselang lama, Upiak Jalini kembali datang menagih hutang. Ia bertemu dengan Mak si Romi yang kebetulan sedang ada dirumah. Karena Mudo Sukadi tampaknya tidak akan membayar hutang, Upiak Jalini akhirnya mengambil semua harta kekayaan dari Rajo. Tanah, sawah, dan ladang di seberang yang pernah dijanjikan oleh Mudo Sukadi sebagai jaminan tampaknya tak cukup untuk membayar hutang tersebut, akhirnya perhiasan Mak si Romi pun diambil paksa oleh Upiak Jalini.
Mak si Romi mengadu kepada suaminya Rajo Kaciak. Rajo Kaciak sudah tahu hal itu pasti akan terjadi. Ia tak bisa berbuat apa- apa. Begitupun Mak si Romi, ia menyesal karena selama ini ia telah dibutakan oleh harta. Kini mereka tidak punya apa- apa lagi. Dan begitulah kisah ini berakhir.
The end

No comments: