Sunday, 21 August 2016

KISAH RANDAI K4-13



Inilah kisah penampilan randai kami yang berjudul Surang Ilie Surang Mudiek. Disemester 6 ini kami mengambil mata kuliah Drama yang diampu oleh dosen kami An Fauzia Rozani Syafei atau Buk Susi. Beliau menginformasikan bahwa mata kuliah Drama akan diisi oleh penampilan randai. Namun sebelum mulai latihan, diminggu-minggu pertama perkuliahan diisi oleh materi tentang Drama secara umum. Jadi, kami masih belajar didalam ruangan mempelajari naskah drama western. Tapi, kami sudah mulai merancang segala hal yang berkaitan dengan randai karena segala sesuatunya harus dilakukan secara mandiri atau diluar kelas.
Hal pertama yang harus kami lakukan adalah mencari pelatih. Banyak pelaku seni yang bisa mengajarkan randai terutama untuk gerakan legaran. Tentu saja mereka adalah yang berada disanggar tari. Rekomendasi dan saran-saran dari senior sangat membantu dalam hal ini. Kami sendiri memilih pelatih dari Sanggar Palito Nyalo.
Kemudian, mencari naskah drama. Syaratnya naskah drama tak boleh yang sudah ditampilkan oleh senior-senior sebelumnya. Tema cerita randai kali ini adalah tragedy. Jadi kami harus mencari naskah yang berbau tragedy didalamnya. Naskah drama randai bisa didapatkan disanggar, ataupun dikampung-kampung yang pernah menampilkan randai sebelumnya. Kemarin, kami cukup kesulitan mencari naskah karena banyak yang tidak memenuhi kriteria. Akhirnya, kami memilih cerita Surang Ilie Surang Mudiek yang didapatkan dari sanggar juga.
Setelah memperoleh naskah, barulah kami melakukan casting atau pemilihan pemain.yang pertama adalah pemilihan sutradara yang dipilih secara sukarela,begitu juga dengan produser. Kemudian barulah pemilihan para legaran yang masih berdasarkan minat dan sukarela. Karena jumlah anggota kelas kami banyak, yaitu 25 orang. Jadi kami menetapkan anggota legaran sebanyak 16 orang. Untuk para aktor dan aktris selain dipilih melalui minat, mereka juga dicasting untuk menentukan peran apa yang akan mereka lakonkan nantinya. Dan yang terakhir adalah pendendang. Tentu saja pendendang adalah mereka yang bersuara bagus dalam bernyanyi. Pendendang kami berjumlah 3 orang. Khusus untuk translator, kami mengambil inisiatif bahwa setiap orang harus ikut menerjemahkan naskah dari bahasa Minang kedalam Bahasa Inggris. Selain meringankan beban menerjemah, hal ini juga bisa membuat semua anggota memahami cerita yang akan ditampilkan.
Setelah itu, kami mulai latihan gerakan dasar silat. Diawal awal latihan, semua anggota kelas ikut latihan karena naskah belum selesai diterjemahkan. Setelah naskah rampung walau baru beberapa scene saja, barulah kami latihan terpisah. Legaran latihan bersama pelatih silat. Pedendang latihan dengan pelatih music. Aktor dan aktris mulai reading dan latihan bersama sutradara.
Karena segala sesuatunya kami yang menyusun sendiri, begitu pula dengan pendanaannya. Mulai dari membayar pelatih, naskah, penyewaan kostum, make up, dan biaya-biaya lainnya kami yang bertanggungjawab. Jadi kami mengumpulkan uang yang nominalnya cukup besar.
Karena ini merupakan mata kuliah, jadi sesekali dosen pembimbing kami melihat dan mengoreksi perkembangan latihan kami. Setiap dua minggu sekali kami latihan di teater untuk membiasakan diri di pentas. Setelah sekitar sebulan lagi akan tampil, kami melakukan pemotretan untuk mengambil gambar atau video sebagai video pembuka untuk memperkenalkan para pemain pemain randai kepada para penonton. Semakin dekat dengan hari H semakin intensif pula kami latihan, bahkan ada beberapa kali latihan malam untuk memantapkan gerakan.
Penampilan Randai ini di ikuti oleh 4 kelas prodi Pendidikan Bahasa Inggris angkatan 2013. Jadi ada empat kelas yang akan menampilkan kisah randai mereka. Jadi, para perwakilan kelas berdiskusi masalah penampilan nanti. Hal yang didiskusikan adalah penyewaan lighting, cameramen untuk menyuting penampilan karena nantinya video tersebut harus di upload ke youtube, pembagian penonton karena seluruh junior mahasiswa jurusan Bahasa Inggris wajib menonton penampilan randai tersebut, penjualan tiket karena setiap penonton harus membayar tiket seharga 5ribu rupiah. Untuk pentasnya sendiri yaitu di Teater Tertutup FBS. Dan yang paling utama adalah memilih urutan tampil.
Dan akhirnya sampailah kepada hari penampilan akhir yang merupakan ujian dari mata kulaih ini. Semuanya sibuk berdandan, dan tak sedikit yang demam panggung. Walau kami tampil diurutan terakhir tapi penonton kamilah yang paling banyak. Teater yang berkapasitas lebih kurang 300 orang itu penuh. Jadi kami tampil dengan semangat. Penampilan kami berjalan sukses. Walau kami merasa belum begitu puas karena kami menyadari masih banyak kekurangan disana sini terlebih kami banyak melakukan kesalahan gerakan. Namun, kami tetap bahagia dan lega sudah menyelesaikan tugas terberat disemester ini. Semangatt terus kefour… fighting

No comments: