DASAR-DASAR ILMU PENDIDIKAN
PERMASALAHAN
POKOK PENDIDIKAN
A. Masalah Pokok Pendidikan
Permasalahan pendidikan merupakan
suatu kendala yang menghalangi tercapainya tujuan pendidikan. Pada bab ini akan
dibahas beberapa hal yang merupakan permasalahan pendidikan di Indonesia.
Adapun permasalahan tersebut adalah sebagai berikut.
·
Pemerataan Pendidikan
·
Mutu dan Relevansi Pendidikan
·
Efisiensi dan Efektifitas Pendidikan
Berikut ini adalah penjelasan-penjelasan mengenai 3
poin permasalahan pendidikan di atas.
1. Pemerataan
Pendidikan
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), kata pemerataan berasal dari kata dasar rata, yang berarti:
1) meliputi seluruh bagian, 2) tersebar kesegala penjuru, dan 3) sama-sama
memperoleh jumlah yang sama. Sedangkan kata pemerataan berarti proses, cara,
dan perbutan melakukan pemerataan. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemerataan
pendidikan adalah suatu proses, cara dan perbuatan melakukan pemerataan
terhadap pelaksanaan pendidikan, sehingga seluruh lapisan masyarakat dapat
merasakan pelaksanaan pendidikan.
Pelaksanaan pendidikan
yang merata adalah pelaksanaan program
pendidikan yang dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh
warga negara Indonesia untuk dapat memperoleh pendidikan. Pemerataan dan perluasan
pendidikan atau biasa disebut perluasan keempatan belajar merupakan salah satu
sasaran dalam pelaksanaan pembangunan nasional. Hal ini dimaksudkan agar setiap
orang mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan. Kesempatan
memperoleh pendidikan tersebut tidak dapat dibedakan menurut jenis kelamin, status sosial, agama, amupun
letak lokasi geografis.
Dalam propernas tahun
2000-2004 yang mengacu kepada GBHN 1999-2004 mengenai kebijakan pembangunan
pendidikan pada poin pertama menyebutkan:
“Mengupayakan perluasan dan pemeraatan memperoleh pendidikan yang bermutu
tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia menuju terciptanya Manusia Indonesia
berkualitas tinggi dengan peninggakatan anggaran pendidikan secara berarti“.
Dan pada salah satu tujuan pelaksanaan pendidikan Indonesia adalah untuk pemerataan kesempatan mengikuti pendidikan
bagi setiap warga negara.
Dari penjelasan tersebut
dapat dilihat bahwa Pemerataan Pendidikan merupakan tujuan pokok yang akan
diwujudkan. Jika tujuan tersebut tidak dapat dipenuhi, maka pelaksanaan
pendidikan belum dapat dikatakan berhasil. Hal inilah yang menyebabkan masalah
pemerataan pendidikan sebagai suatu masalah yang paling rumit untuk
ditanggulangi.
Permasalahan Pemerataan
dapat terjadi karena kurang tergorganisirnya koordinasi antara pemerintah pusat
dengan pemerintah daerah, bahkan hingga daerah terpencil sekalipun. Hal ini
menyebabkan terputusnya komunikasi antara pemerintah pusat dengan daerah.
Selain itu masalah pemerataan pendidikan juga terjadi karena kurang berdayanya
suatu lembaga pendidikan untuk melakukan proses pendidikan, hal ini bisa saja
terjadi jika kontrol pendidikan yang dilakukan pemerintah pusat dan daerah
tidak menjangkau daearh-daerah terpencil. Jadi hal ini akan mengakibatkan
mayoritas penduduk Indonesia yang dalam usia sekolah, tidak dapat mengenyam pelaksanaan pendidikan sebagaimana
yang diharapkan.
Permasalahan
pemerataan pendidikan dapat ditanggulangi dengan Segi mutu, pada awal perkembangannya memang menitik
beratkan kepada segi kuntitatif dan usaha pemerataan. Selanjutnya baru segi
kualitatif atau mutu di perhatikan, yaitu :
- penyempurnaan UU pendidikan,
- penyempurnaan kurikulum,
- pengembangan kemampuan tenaga kependidikan,
- penyempurnaan prasarana belajar, dan sebagainya
2. Mutu
dan Relevansi Pendidikan
Mutu sama halnya dengan
memiliki kualitas dan bobot. Jadi pendidikan yang bermutu yaitu pelaksanaan
pendidikan yang dapat menghsilkan tenaga profesional sesuai dengan kebutuhan
negara dan bangsa pada saat ini. Sedangkan relevan berarti bersangkut paut,
kait mangait, dan berguna secara langsung.
Sejalan dengan proses
pemerataan pendidikan, peningkatan mutu untuk setiap jenjang pendidikan melalui
persekolahan juga dilaksanakan. Peningkatan mutu ini diarahkan kepada peningkatan
mutu masukan dan lulusan, proses, guru, sarana dan prasarana, dan anggaran yang
digunakan untuk menjalankan pendidikan.
Rendahnya mutu dan
relevansi pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor terpenting yang
mempengaruhi adalah mutu proses pembelajaran yang belum mampu menciptakan
proses pembelajaran yang berkualitas. Hasil-hasil pendidikan juga belum
didukung oleh sistem pengujian dan penilaian yang melembaga dan independen,
sehingga mutu pendidikan tidak dapat dimonitor secara ojektif dan teratur.Uji
banding antara mutu pendidikan suatu daerah dengan daerah lain belum dapat
dilakukan sesuai dengan yang diharapkan. Sehingga
hasil-hasil penilaian pendidikan belum berfungsi untuk penyempurnaan proses dan
hasil pendidikan.
Selain itu, kurikulum
sekolah yang terstruktur dan sarat dengan beban menjadikan proses belajar
menjadi kaku dan tidak menarik. Pelaksanaan pendidikan seperti ini tidak mampu
memupuk kreatifitas siswa unutk belajar secara efektif. Sistem yang berlaku
pada saat sekarang ini juga tidak mampu membawa guru dan dosen untuk melakukan
pembelajaran serta pengelolaan belajar menjadi lebih inovatif.
Akibat dari pelaksanaan
pendidikan tersebut adalah menjadi sekolah cenderung kurang fleksibel, dan
tidak mudah berubah seiring dengan perubahan waktu dan masyarakat. Pada
pendidikan tinggi, pelaksanaan kurikulum ditetapkan pada penentuan cakupan
materi yang ditetapkan secara terpusat, sehingga perlu dilaksanakan perubahan
kearah kurikulum yang berbasis kompetensi, dan lebih peka terhadap perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Rendahnya mutu dan
relevansi pendidikan juga disebabkan oleh rendahnya kualitas tenaga pengajar.
Penilaian dapat dilihat dari kualifikasi belajar yang dapat dicapai oleh guru
dan dosen tersebut. Dibanding negara berkembang lainnya, maka kualitas
tenaga pengajar pendidikan tinggi di Indonesia memiliki masalah yang sangat
mendasar.
Melihat permasalahan tersebut, maka
dibutuhkanlah kerja sama antara lembaga pendidikan dengan berbagai organisasi
masyarakat. Pelaksanaan kerja sama ini dapat meningkatkan mutu pendidikan.
Dapat dilihat jika suatu lembaga tinggi melakukan kerja sama dengan lembaga
penelitian atau industri, maka kualitas dan mutu dari peserta didik dapat
ditingkatkan, khususnya dalam bidang akademik seperti tekonologi industri.
3. Efisiensi dan
Efektifitas Pendidikan
Sesuai dengan pokok permasalahan
pendidikan yang ada selain sasaran pemerataan pendidikan dan peningkatan mutu
pendidikan, maka ada satu masalah lain yang dinggap penting dalam pelaksanaan
pendidikan, yaitu efisiensi dan efektifitas pendidikan. Permasalahan efisiensi
pendidikan dipandang dari segi internal pendidikan. Maksud efisiensi adalah
apabila sasaran dalam bidang pendidikan dapat dicapai secara efisien atau
berdaya guna. Artinya pendidikan akan dapat memberikan hasil yang baik dengan
tidak menghamburkan sumberdaya yang ada, seperti uang, waktu, tenaga dan
sebagainya.
Pelaksanaan proses pendidikan yang
efisien adalah apabila pendayagunaan sumber daya seperti waktu, tenaga dan
biaya tepat sasaran, dengan lulusan dan produktifitas pendidikan yang optimal.
Pada saat sekarng ini, pelaksanaan pendidikan di Indonesia jauh dari efisien,
dimana pemanfaatan segala sumberdaya yang ada tidak menghasilkan lulusan yang
diharapkan. Banyaknya pengangguran di Indonesia lebih dikarenakan oleh kualitas
pendidikan yang telah mereka peroleh. Pendidikan yang mereka peroleh tidak
menjamin mereka untuk mendapat pekerjaan sesuai dengan jenjang pendidikan yang
mereka jalani.
Pendidikan yang efektif adalah
pelaksanaan pendidikan dimana hasil yang dicapai sesuai dengan rencana /
program yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika rencana belajar yang telah
dibuat oleh dosen dan guru tidak terlaksana dengan sempurna, maka pelaksanaan
pendidikan tersebut tidak efektif.
Tujuan dari pelaksanaan pendidikan
adalah untuk mengembangkan kualitas SDM sedini mungkin, terarah, terpadu dan
menyeluruh melalui berbagai upaya. Dari
tujuan tersebut, pelaksanaan pendidikan Indonesia menuntut untuk menghasilkan
peserta didik yang memeiliki kualitas SDM yang mantap. Ketidakefektifan
pelaksanaan pendidikan tidak akan mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas.
Melainkan akan menghasilkan lulusan yang tidak diharapkan. Keadaan ini akan
menghasilkan masalah lain seperti pengangguran.
Penanggulangan masalah pendidikan
ini dapat dilakukan dengan peningkatan kulitas tenaga pengajar. Jika kualitas
tenaga pengajar baik, bukan tidak mungkin akan meghasilkan lulusan atau produk
pendidikan yang siap untuk mengahdapi dunia kerja. Selain itu, pemantauan
penggunaan dana pendidikan dapat mendukung pelaksanaan pendidikan yang efektif
dan efisien. Kelebihan dana dalam pendidikan lebih mengakibatkan tindak kriminal korupsi
dikalangan pejabat pendidikan. Pelaksanaan pendidikan yang lebih terorganisir
dengan baik juga dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi pendidikan.
Pelaksanaan kegiatan pendidikan seperti ini akan lebih bermanfaat dalam usaha
penghematan waktu dan tenaga
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERKEMBANGNYA MASALAH PENDIDIKAN
Masalah
pokok pendidikan akan terjadi di dalam dalam bidang pendidikan itu sendiri.
Jika di analisis lebih jauh, maka sesungguhnya permasalahan pendidikan
berkaitan dengan beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya masalah itu.
Adapun faktor-faktor yang dapat menimbulkan permasalahan pokok pendidikan
tersebut adalah sebagai berikut.
·
Perkembangan IPTEK dan seni
·
Laju Pertumbuhan Penduduk
·
Permasalah Pembelajaran
·
Aspirasi masyarakat
·
Keterbelakangan budaya dan sarana
1. IPTEK
Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi pada saat ini berdampak pada pendidikan di Indonesia. Ketidaksiapan
bangsa menerima perubahan zaman membawa perubahan tehadap mental dan keadaan
negara ini. Bekembangnya ilmu pengetahuan telah membentuk teknologi baru dalam
segala bidang, baik bidang social, ekonomi, hokum, pertanian dan lain
sebagainya.
Sebagai negara berkembang Indonesia
dihadapkan kepada tantangan dunia global. Dimana segala sesuatu dapat saja
berjalan dengan bebas. Keadaan seperti ini akan sangat mempengaruhi keadaan
pendidikan di Indonesia. Penemuan teknologi baru di dalam dunia pendidikan,
menuntut Indonesia melakukan reformasi dalam bidang pendidikan. Pelaksanaan
reformasi tidaklah mudah, hal ini sangat menuntut kesiapan SDM Indonesia untuk
menjalankannya.
2. Laju Pertumbuhan Penduduk
Laju pertumbuhan yang sangat pesat
akan berpengaruh tehadap masalah pemerataan serta mutu dan relevansi
pendidikan. Pertumbuhan penduduk ini akan berdampak pada jumlah peserta didik.
Semakin besar jumlah pertumbuhan penduduk, maka semakin banyak dibutuhkan
sekolah-sekolah unutk menampungnya. Jika daya tampung suatu sekolah tidak
memadai, maka akan banyak peserta didik yang terlantar atau tidak bersekolah.
Hal ini akan menimbulkan masalah pemerataan pendidikan.
Tetapi apabila jumlah dan daya
tampung suatu sekolah dipaksakan, maka akan terjadi ketidakseimbangan antara
tenaga pengajar dengan peserta didik. Jika keadaan ini dipertahankan, maka mutu
dan relevansi pebdidikan tidak akan dapat dicapai dengan baik.
Sebagai negara yang berbentuk
kepulauan, Indonesia dihadapkan kepada masalah penyebaran penduduk yang tidak
merata. Tidak heran jika perencanaan, sarana dan prasarana pendidikan di suatu
daerah terpencil tidak terkoordinir dengan baik. Hal ini diakibatkan karena
lemahnya kontrol pemerintah pusat terhadap daerah tersebut. Keadaan seperti ini
adalah masalah lainnya dalam bidang pendidikan. Keterkaitan antar masalah ini
akan berdampak kepada keadaan pendidikan Indonesia.
3. Permasalahan Pembelajaran
Pelaksanaan kegiatan belajar adalah
sesuatu yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Dalam kegiatan belajar
formal ada dua subjek yang berinteraksi, Yaitu pengajar/pendidik (guru/dosen)
dan peserta didik ( murid/siswa, dan mahasiswa).
Pada saat sekarang ini, kegiatan
pembelajaran yang dilakukan cenderung pasif, dimana seorang pendidik selalu
menempatkan dirinya sebagai orang yang serba tahu. Hal ini akan menimbulkan
kejengahan terhadap peserta didik. Sehingga pembelajaran yang dilakukan menjadi
tidak menarik dan cenderung membosankan. Kegiatan belajar yang terpusat seperti
ini merupakan masalah yang serius dalam dunia pendidikan.
Guru / dosen yang berpandangan kuno
selalu menganggap bahwa tugasnya hanyalah menyampaikan materi, sedangakan tugas
siswa/mahasiswa adalah mengerti dengan apa yang disampaikannya. Bila peserta
didik tidak mengerti, maka itu adalah urusan mereka. Tindakan seperti ini
merupakan suatu paradigma kuno yang tidak perlu dipertahankan.
Dalam hal penilaian, Pendidik
menempatkan dirinya sebagai penguasa nilai. Pendidik bisa saja menjatuhkan,
menaikan, mengurangi dan mempermainkan nilai perolehan murni seorang peserta
didik. Pada satu kasus di pendidikan tinggi, dimana seorang dosen dapat saja
memberikan nilai yang diinginkannya kepada mahasiswa tertentu, tanpa
mengindahkan kemampuan atau skill yang dimiliki oleh mahasiswa tersebut. Proses
penilaian seperti sungguh sangat tidak relevan.
4.
Aspirasi Masyarakat
Belakangan ini
aspirasi masyarakat semakin meningkat sejalan dengan peningkatan pemahaman
masyarakat terhadap ‘reformasi’. Aspirasi tersebut menyangkut kesempatan
pendidikan, kelayakan pendidikan dan jaminan terhadap taraf hidup setelah
mereka menjalani proses pendidikan.
5. Keterbelakangn Budaya
dan Sarana Kehidupan
Keterbelakangan
budaya disebabkan beberapa hal misalnya letak geografis yang terpencil dan
sulit dijangkau, penolakan masyarakat terhadap unsur budaya baru karena
dikhawatirkan akan mengikis kebudayaan lama, dan ketidakmampuan ekonomis
menyangkut unsur kebudayaan tersebut.
PERMASALAHAN AKTUAL PENDIDIKAN DAN PENANGGULANGANNYA
1.
Permasalahan Aktual Pendidikan di Indonesia
Permasalahan aktual
pendidikan di Indonesia sangat kompleks dan semakin berkembang sejalan dengan
perkembangan zaman dan kemapanan sumber daya manusia. Masalah masalah tersebut
antara lain:
·
Masalah Keutuhan Pencapaian sasaran
·
Masalah Kurikulum
·
Masalah Peranan Guru
·
Masalah Pendidikan Dasar 9 Tahun
·
Rendahnya Sarana Fisik
·
Rendahnya Prestasi Siswa
2. Upaya Penanggulangan
Pertama,
solusi sistemik, yakni solusi dengan mengubah sistem-sistem sosial yang
berkaitan dengan sistem pendidikan. Seperti diketahui sistem pendidikan sangat
berkaitan dengan sistem ekonomi yang diterapkan. Sistem pendidikan di Indonesia
sekarang ini, diterapkan dalam konteks sistem ekonomi kapitalisme, yang
berprinsip antara lain meminimalkan peran dan tanggung jawab negara dalam
urusan publik, termasuk pendanaan pendidikan.
Kedua, solusi teknis, yakni solusi
yang menyangkut hal-hal teknis yang berkait langsung dengan pendidikan. Solusi
ini misalnya untuk menyelesaikan masalah kualitas guru dan prestasi siswa.
Beberapa upaya
dilakukan untuk menanggulangi masalah masalah aktual tersebut, diantaranya:
o
Pendidikan efektif perlu ditingkatkan secara terprogram.
o
Pelaksanaan kegaitan kurikuler dan ekstrakurikuler
dilakukan dengan penuh kesungguhan dan diperhitungkan dalam penentuan nilai
akhir ataupun kelulusan
o
Melakukan penyusunan yang mantap terhadap potensi siswa
melalui keragaman jenis program studi.
o
Memberi perhatian terhadap tenaga kependidikan(prajabatan
dan jabatan)
Source
http://moshimoshi.netne.net/materi/ilmu_pendidikan/bab_7.html
http://ebekunt.wordpress.com/2009/04/14/masalah-efisiensi-efektivitas-dan-relevansi-pendidikan-dalam-perspektif-manajemen-pendidikan/
No comments:
Post a Comment